Para tikus sedang mengadakan rapat di gudang bawah tanah. Semua tikus
datang. Tikus kepala abu-abu memimpin rapat tersebut. “Teman-teman,
kita semua tahu bahwa tikus hidung putih dibunuh oleh kucing putih
kemarin. Sebelumnya tikus kaki hitam dan anak-anaknya juga dibunuh oleh
kucing itu. Nah kita harus mencari cara untuk menghentikannya. Kalau
tidak, kita semua bisa mati” kata tikus kepala abu-abu. “Apakah kalian
punya ide? silakan, kalian bebas memberikan usulan”.
“Kita sergap saja kucing putih bersama-sama, trus kita gigit sampai ia mati” kata tikus hidung merah.
“Tapi diantara kita pasti ada yang mati. Apakah kalian siap mati? Kalo aku sih tidak siap” kata tikus buntut belang.
“Aku juga tidak mau!” kata tikus lainnya.
“Aku juga!” tikus lainnya menyambut.
“Bagaimana kalau kita curi saja makanan kucing itu biar dia mati kelaparan” usul tikus buntut belang.
“Itu hanya akan membuat kucing semakin lapar dan semakin giat memburu kita” bantah tikus hidung merah.
Lalu tikus kaki kecil berkata “Aku punya rencana, kita pasang lonceng
kecil di leher kucing. Jadi setiap kali dia datang, kita akan tahu dan
bisa melarikan diri.”
“Ah itu usul yang bagus. Lalu siapa yang berani memasangkan lonceng itu di leher kucing?” kata tikus kepala abu-abu.
Para tikus saling pandang. “Aku terlalu kecil, Mana bisa?” kata salah satu tikus.
“Aku juga, kakiku sakit,” kata tikus yang lain membuat alasan. Para
tikus sibuk berebut memberi alasan agar tidak terpilih memasangkan bel
ke leher kucing.
“DIAM,” teriak tikus kepala abu-abu.
“Aku tidak akan memilih siapapun. “Adakah yang bersedia melakukannya?” lanjutnya.
Suasana menjadi hening. Satu per satu tikus pergi meninggalkan
ruangan rapat. Akhirnya semua pulang dengan sedih. Tidak ada yang berani
memasang lonceng di leher kucing.
—————-
Pesan Moral:
Jangan jadi orang yang banyak omong. Jadilah seseorang yang sedikit bicara tapi banyak berbuat. Talk Less… Do More… ACTION !!
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda